Sunday, December 30, 2007

Dosa yang membukakan pintu syurga


Hidup ini hanya curahan rahmat, kasih sayang dan bukti kecintaan Allah kepada hamba-Nya. Setiap sisi, dinding, celah dan rongga kehidupan ini sepenuhnya tak ada yang kosong dari kemurahan dan kasih sayang Allah SWT. Kita memang tak mempunyai modal apa pun dalam kehidupan ini. KeranaNya, bersyukur dan berterima kasihlah pada Allah atas semuanya.

Kalau pun ada amal-amal kebaikan yang kita lakukan dalam hidup, itu juga tak pernah lepas dari kurnia Allah dan dengan pertolongan-Nya. Kerana kita pasti beramal dengan pendengaran, penglihatan, fikiran, kekuatan, kesihatan, anggota tubuh, yang semuanya semata-mata adalah nikmat dan kurnia Allah. Sangat agung sekali perkataan Ahli surga yang di kutip didalam Al Quran: "Segala puji bagi Allah yang telah menunjukkan kami kepada (syurga) ini." (Al:A'raf : 43). Mereka bersyukur pada Allah yang telah membimbing mereka melakukan amal-amal soleh dan memasukkan mereka ke dalam kenikmatan syurga yang abadi.

Kerana itu ikhwah, akhawat

Jangan pernah puas beramal, jangan pernah berhenti beramal kerana melihat dan menghitung amal dan ketaatan yang telah kita lakukan. Kerana memperhatikan amal-amal kebaikan akan menumbuhkan perasaan cukup dan kemudian menjadikan kita merasa puas. Padahal rasa puas itulah yang akan melemahkan semangat dan menghancurkan nilai-nilai amal itu sendiri. Ingatlah, kita tidak pernah tahu nilai dan kualiti amal itu di hadapan Allah SWT. Imam Ibnul Qayyim rahimahullah pernah membangkitkan masalah ini. Katanya, setiap amal baik yang dilakukan, pasti ada bahagian dari nafsu dan syaitan di dalamnya. Ia mengutip sebuah hadits Rasulullah SAW saat ia ditanya mengenai orang yang menoleh ke arah lain dalam solatnya. Kemudian Rasulullah menjawab, "Itu adalah rampasan yang dilakukan syaitan terhadap solat seseorang..." (HR Bukhari, Abu Daud, Nasai dan Al Hakim). Ibnu Mas'ud mengupas hadits ini dengan mengatakan, "Bahagian kecil dan sedikit itu dianggap sebagai keuntungan bagi syaitan terhadap solat seseorang. Bagaimana dengan amal-amal yang lainnya?"

ikhwah, akhawat

Ada alasan lain kenapa kita dianjurkan untuk tidak menghitung-hitung ketaatan dan kebaikan yang telah dilakukan. Seorang salafusoleh pernah mengatakan, "Adakalanya seorang melakukan kesalahan kemudian masuk syurga dan adakalanya seorang hamba melakukan ketaatan lalu ia masuk neraka." Orang-orang yang mendengarkannya bertanya, "Bagaimana itu akan terjadi?" Ia menjawab, "Dia membuat dosa dan dosa itu selalu tampak di matanya. Jika berdiri, duduk dan berjalan ia selalu teringat dengan dosanya itu lalu membuat hatinya hancur, bertaubat, menyesal dan memohon ampunan kepada Allah, sehingga keadaan itu menjadikannya selamat. Sementara orang yang melakukan kebaikan, selalu melihat kebaikan itu di depan matanya. Jika ia berdiri, duduk dan berjalan ia selalu ingat dengan kebaikan yang ia lakukan, sehingga ia menjadi takabbur ujub dan merasa telah mendapatkan kurnia Allah SWT. Padahal kondisi itu menjadi sebab kebinasaannya.

Sungguh dalam, makna perkatan yang diuraikan oleh Ibnul Qayyim mengulas perkataan salafusoleh itu. "Jika Allah menghendaki suatu kebaikan pada seseorang hamba, maka Dia akan saja memberinya dosa yang membuat hatinya hancur, kepalanya menunduk, tidak ujub dan tidak takabbur sehingga dosa ini lebih bermanfaat dari sekian banyak ketaatan. Taubatnya inilah yang akan menyelamatkannya. Seperti ubat yang diminum untuk mengeluarkan penyakit di dalam tubuh."

Taken from anonymous

No comments: